KANKER SERVIKS

KANKER SERVIKS
The Hidden Killer kaum Wanita

Istilah di atas meminjam judul sebuah artikel yang diterbitkan oleh koran Sindo edisi akhir Januari 2008 yang lalu. Memang tidak berlebihan bila Kanker Serviks dijuluki The HIDDEN KELLER para Wanita, pasalnya penyakit yang menyerang pintu masuk sperma dalam proses pembuahan sel telur itu telah dituding WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai pembunuh nomor satu bagi kaum wanita.

Menurut data Glocom, pada tahun 2002 Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah Cina, yaitu sebanyak 15.050 kasus Kanker Serviks dan 7.566 kasus di antaranya memiliki resiko tinggi akan kematian.

Oleh karenanya, Yayasan Kanker Indonesia menganjurkan pemeriksaan Papsmear bagi wanita yang sudah menikah mendeteksi dini Kanker Serviks minimal setahun sekali. Karena Kanker Serviks penyebab utama penularan virus HPV ( Human Papiloma Virus ) adalah melalui hubungan seksual maupun cara lain.


Infeksi HPV memiliki keterkaitan dengan lebih dari 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar pada wanita di negara-negara berkembang, bahkan tiap tahunnya sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini. Tidak hanya itu, kanker serviks juga berdampak pada sekitar setengah juta wanita tiap tahunnya dan 80% penderita kanker serviks hidup di negara-negara dengan pendapatan penduduk yang rendah atau sedang..




Bagaimanakah kanker leher rahim terjadi?
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Dengan terjadinya perkembangan sel yang abnormal dalam mulut rahim itu, maka peluang untuk terjadinya kanker mulut rahim (serviks) sangat besar. Kanker serviks tersebut akan menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan. Kanker serviks juga berisiko menyebar ke organ lain di dalam tubuh, seperti uterus, ovarium, tuba fallopi, ginjal, paru-paru, lever, tulang hingga otak.

Saat mencapai stadium lanjut dan menyebar ke organ tubuh lain, maka kanker serviks akan mengakibatkan kematian. Penderita stadium lanjut umumnya harus mengangkat organ alat kandungan, sehingga kemungkinan mempunyai keturunan menjadi hilang.

Apa tanda-tanda gejala kanker leher rahim?
Kondisi prakanker sampai karsinoma in situ (stadium 0) sering tak menunjukkan gejala karena proses penyakitnya berada di dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan perubahan yang nyata dari mulut rahim. Pada akhirnya gejala yang ditimbulkan adalah keputihan, perdarahan paska sanggama dan pengeluaran cairan encer dari vagina. Lalu jika sudah menjadi invasif akan ditemukan gejala seperti perdarahan spontan, perdarahan paska sanggama, keluarnya cairan (keputihan) dan rasa tak nyaman saat melakukan hubungan seksual.

Apakah kanker rahim dapat diobati?
Pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringan penyakit atau stadium. Umumnya pada stadium awal tindakan operasi menjadi pilihan pertama. Pilihan modalitas pengobatan lain seperti penyinaran dan pemberian sitostatika (kemoterapi) dilakukan pada kasus yang lanjut atau khusus. Ada juga tindakan pengobatan berupa gabungan yang terdiri dari operasi dan radiasi; operasi dan kemoterapi; radiasi dan kemoterapi; atau operasi, radiasi dan kemoterapi.

Bagaimana mencegahnya?
Upaya pencegahan kanker serviks merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang bisa dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti mencegah hubungan seksual pada usia dini, faktor pada pria, jumlah pasangan seks, dan kebiasaan merokok. Pencegahan ini bertujuan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus papiloma manusia. Hal lain yang bisa dilakukan adalah memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan vitamin E. Serta vaksinasi terhadap virus papiloma yang bertujuan mencegah dan pengobatan terhadap infeksi virus. Vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang telah menyebabkan 70% seluruh kanker serviks. Selain itu, yang penting juga untuk dilakukan adalah segera lakukan Pap Smear atau hindari menjadi perokok pasif.









1 komentar: